Kamis, 07 Juli 2011

Nonton Serdadu Kumbang

Salah satu kegiatan yang kami sekeluarga rutin lakukan dalam mengisi liburan anak sekolah adalah menonton film di bioskop, dimana setiap liburan sekolah selalu saja banyak film-film baru yang layak ditonton oleh anak-anak.
Kali ini kami menonton di salah satu jaringan bioskop 21 yang ada di mal lippo Cikarang dengan judul yang cukup menarik yaitu "Serdadu kumbang" yang diproduseri oleh ari Sihasale dan istri.

Kami sekeluarga membeli tiket untuk pertunjukan yang jam 18.45 seharga 15 ribu rupiah perorang, cukup murah sesuai dengan pengumuman yang baru ditempel oleh pihak pengelola. sebelumnya kami hanya membayar sebesar 10 ribu rupiah perorangnya. Sementara suasana dididalam ruang bioskop sendiri tidak terlalu ramai, mungkin karena masih dalam hari kerja.


Berikut adalah alur cerita dari film tersebut yang diambil dari http://oase.kompas.com/read/2011/06/17/03110069/Serdadu.Kumbang.Kisah.Tiga.Bocah.

Amek, Umbe, dan Acan adalah tiga bocah bersahabat karib yang hidup dalam kondisi serba kekurangan di sebuah perbukitan di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Persahabatan ketiga bocah ini seakan tak terpisahkan.
Amek, bocah yang menderita bibir sumbing, tinggal bersama "Inaq" (ibunya) Siti dan kakaknya Minun di sebuah rumah panggung sederhana yang jauh dari kota, sejak ia ditinggal ayahnya Zakaria (Jack) merantau mengadu nasib ke Malaysia.
Selain tiga sahabat sejati, Amek juga memiliki seekor kuda kesayangan yang diberi nama "Smodeng".
Kendati hidup dalam kondisi serba kekurangan, ketiga bocah Bukit Mandar itu masing-masing punya cita-cita. Amek, misalnya ingin menjadi penyiar dan presenter TV nasional.
Kisah kehidupan tiga bocah Bukit Mantar itu diangkat dalam film layar lebar dengan judul "Serdadu Kumbang" oleh pasangan suami-istri Ari Sihasale Ari Sihasale sebagai Produser dan Direktur serta Nia Sihasale Zulkarnaen sebagai Executive Producer di bawah naungan rumah produksi Alenia Fictures.
Penggarapan film bertema anak-anak dan pendidikan itu melibatkan perusahaan tambang tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) Batu Hijau, Sumbawa Barat sebagai sponsor utama.
Film Serdadu Kumbang yang mengambil gambar (shooting) di Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa ini didukung sejumlah aktor dan aktris papan atas Ririn Ekawati, Lukman Sardi, Leroy Osmani, Dorman Borisman, Putu Wijaya, Titi Sjuman, Asrul Dahlan, Surya Saputra, Monica Sayangbati, Fanny Fadila dan Norman Borisman .
Film Serdadu Kumbang dibintangi tiga pemain cilik dengan pemeran utama Yudi Miftahudin (11) yang berperan sebagai Amek, Aji Santosa (9) sebagai Umbe, dan Fachri Azhari (11) sebagai Acan. Film tersebut akan tayang mulai Kamis, 16/6, saat liburan sekolah
Lima anak asli Sumbawa, Kencor, Jafar, Beda, Ima, dan Lan juga dilibatkan dalam film yang menceritakan tiga orang anak, yakni Amek, Umbe, dan Acan, yang berusaha keras merintis cita-cita mereka meski dengan berbagai keterbatasan.
Film yang mengangkat tema keluarga dan pendidikan mengambil lokasi shooting di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Pasar Taliwang, Kecamatan Taliuwang dan Desa Bungin, Kecamatan Akas Kabupaten Sumbawa yang memakan waktu sebulan lebih, mulai November hingga Desember 2010.
Film Serdadu Kumbang mengangkat kisah kehidupan tiga bocah Sumbawa yang hidup dalam serba kekurangan. Amek, bocah yang menderita bibir sumbing hidup dalam kondisi sangat sederhana di sebuah rumah panggung di Desa Mantar bersama "Inaq" (ibunya) Siti yang diperankan Titi Sjuman dan kakannya Minun (Monica Sayangbati).
Amek bersama ibu dan kakanya hidup dari berjualan kecil-kecilan di bawah kolong rumah panggung sederhana tempat mereka tinggal, sejak mereka ditinggal ayahnya Zakaria (Jack) yang diperankan Asrul Dahlan mengadu nasib sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Anak, bocah yang menderita bibir sumbing itu bercita-cita menjadi presenter berita televisi nasional suatu saat nanti. Awalnya ia sama sekali tak percaya diri karena kekurangannya itu. Apalagi ia sempat tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun lalu. Hal tersebut yang membuatnya semakin tidak yakin bisa menggapai cita-citanya.
Perjuangan Amek, Minun, dan sahabat-sahabatnya yang lain dalam meraih cita-cita tidak semulus yang dibayangkan. Beberapa kali tidak lulus Ujian Nasional, namun tidak sampai membuat mereka putus asa.
Mereka bahkan menempuh cara yang tidak wajar agar bisa lulus ujian. Amek dan teman-temannya menggantungkan secarik kertas bertuliskan cita-cita mereka kemudian dimasukkan ke dalam botol dan digantungkan di dahan pohon yang oleh masyarakat setempat dinamakan "Pohon Cita-cita".
Dalam film bertema pendidikan itu dikisahkan tokoh guru Alim berwatak keras yang diperankan aktror Lukman Sardi . Setiap siswa yang bersalah dihukum terutama Amek, Umbe dan Acan. Tokoh utama dalam film Serdadu Kumbang, Amek dikenal sebagai anak yang introvert, keras hati dan jahil sehingga sering di hukum oleh guru-gurunya di sekolah.
Namun, dari semua kekurangan itu, Amek memiliki kelebihan yakni mahir dalam mengendalikan kuda, sehingga ia selalu menang dalam lomba pacuan kuda yang sering dilaksanakan di kampungnya di Desa Mantar.
Ari Sihasale, sutradara sekaligus produser menyelipkan beberapa adegan lucu dalam film Serdadu Kumbang terutama ketika Amek bersama teman-temannya membeli kartu perdana untuk menelpon ayaknya, Zakaria (Jack) yang tida tahun tidak pulang dari Malaysia tanpa kabar.
Ameq bersama dua sahabatnya Umbe dan Acan pergi ke pasar Taliwang dengan menunggang kuda. Dengan hanya bermodalkan uang Rp5.000, ia membeli kartu perdana yang sekaligus "membeli" sinyal, karena di kampungnya di Mantar sangat sulit berkomunikasi menggunakan handphon (HP), karena sinyalnya lemah.
Adegan kocak juga muncul katika Zakaria (Jack), ayah dari Ameq pulang setelah merantau selama tiga tahun di Malaysia. Dengan gaya rambut yang direbonding dan memikul tape recorderyang dibunyikan dengan volume keras ia menyapa warga dengan dialek Malaysia yang kental.
Ale (panggilan akrab Ari Sihasale) cukup berhasil menampilkan gaya khas seorang TKI yang pulang kampung setelah merantau di negeri jiran. Kemampuan akting Asrul Dahlan, pemeran Asrul dalam sinetron religi, Para Pencari Tuhan, besutan sutradara legendaris, Dedy Mizwa itu cukup sempurna memerankan tokoh seorang TKI.
Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Guru Imbok yang diperankan Ririn Ekawati. Ia merupakan guru favorit yang paling mengerti keinginan anak muridnya. Bahkan ketika menjelang ujian nasional ia memberikan tambahan pelajaran di bawah kolong rumah panggung.
Guru Imbok juga dengan sabar mengajari para orangtua penyandang buta aksara di Desa Mantar membaca dan menulis.
Karena pada tahun sebelumnya murid-murid di hampir seluruh Indonesia banyak yang tidak lulus ujian nasional, maka guru-guru SD dan SMP 08 Desa Mantar, tempat Amek dan kawan-kawannya sekolah semakin memperketat sistm belajar dan mengajar.
Namun penegakan disiplin yang kaku yang dilakukan oleh Guru Alim (Lukman Sardi) ternyata menimbulkan dampak kurang baik bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi Ame, Umbe, Dulah, Acan dan Ujang.
Kebiasaan Guru Alim yang sering menghukum muridnya yang salah itu mendapat protes keras dari "Papin" (kakek) Haji Maesa yang memerankan tokoh guru agama yang membimbing dan mengajar anak-anak di Desa Mantar pengetahuan agama dan ahlak.
Amek adalah salah satu murid dari sekian banyak murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Sifatnya yang introfed, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah. Sebaliknya Minun kakaknya, duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas.
Ia juga sering menjuarai lomba matematika se Kabupaten Sumbawa Barat. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat di Desa Mantar.
Adegan yang mengundang haru ketika Ameq ditinggalkan Minun, kakak yang menyayanginya untuk selama-lamanya karena jatih dari pohon. Ditambah lagi, "smodeng", kuda kesayangan Ameq diambil orang sebagai pengganti jam palsu yang dijual ayahnya, Jack. Kesedihan yang mendalam itu mengakibatkan Ameq jatuh sakit.

Demikian, Selamat menonton ajak serta putra & putri serta keluarga anda yang lain...

Tidak ada komentar: